MAKALAH BIOKIMIA
KATABOLISME KARBOHIDRAT
Jilid 1
Disusun oleh
- Lisna Tri Hastuti 14308141010
- Desi Dwi Ariyanti 14308141019
- Debby Agustin 14308141026
- Nadia Agnes Rashesa 14308141034
- Yohana Puji Lestari 14308141035
Kelas
Biologi B
JURUSAN
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
NEGERI YOGYAKARTA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Metabolisme
adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi di dalam selmakhluk hidup, mulai
dari makhluk bersel satu yang sangat sederhana
(bakteri, protozoa) sampai makhluk bersel banyak seperti manusia.
Metabolisme di dalam tubuh terdiri dari dua proses yaitu anabolisme dan
katabolisme. Anabolisme (proses penyusunan/sintesis) merupakan proses
penyusunan senyawa anorganik (senyawa sederhana) menjadi senyawa organik
(komplek) yang membutuhkan energi biasanya berupa energi ATP, misalnya proses
fotosintesis dan kemosintesis.
Katabolisme
(penguraian/pembongkaran) merupakan proses penguraian senyawa organik (komplek)
menjadi senyawa anorganik (sederhana) yang menghasilkan energi berupa ATP,
misalnya pada proses respirasi dan fermentasi.
Dalam makalah akan
dibahas proses katabolisme karbohidrat secara lebih rinci. Katabolisme
karbohidrat meliputi respirasi yang terjadi di dalam sel. Respirasi dibagi
menjadi 2 yaitu respirasi aerob dan anaerob. Respirasi aerob merupakan proses
penguraian karbohidrat yang membutuhkan O2dan menghasilkan energi
berupa ATP dalam jumlah yang besar. Sedangkan respirasi anaerob merupakan
proses penguraian karbohidrat yang tidak membutukan O2 dan
menghasilkan ATP yang lebih sedikit daripada aerob.
Proses
pemecahan glukosa menjadi asam piruvat dapat di bagi menjadi 3 jalur yaitu :
a. Entne-Duodorff-Pathway
(ED)
Jalur ini hanya terjadi pada
organisme prokariotik (bakteri). Hasil akhir perolehan dari jalur ini adalah 2
piruvat, 2 NADPH, dan 1 ATP. Kelebihan dari jalur ini adalah memberi jalan
pintas untuk masuk ke siklus asam sitrat yang langsung menghasilkan piruvat
dari pemecahan senyawa keto yaitu 2-keto3-deoksi-6fosfoglukonat (KDPG).
b. Heksosa
Monophosphate Pathway (HMP)
Jalur ini terjadi pada hewan dan
tumbuhan namun dominannya pada tumbuhan. Hasil akhir dari jalur ini adalah 1
ATP, 1 NADP, dan 1 NADPH. Kelebihan dari jalur ini adalah dihasilkannya senyawa
ribulosa 5-fosfat yang digunakan untuk sintesis gula asam nukleat berupa ribosa
dan deoksiribosa.
c. Embden
Meyerhof Parnas Pathway (EMP)
Jalur ini hanya terjadi pada
mikroba, tumbuhan dan hewan. Hasil akhir dari jalur ini adalah 2 ATP, 2 NADH, 2
piruvat.
B. Tujuan
1. Mengetahui
pengertian katabolisme
2. Mengetahui
tahap-tahap yang terjadi dalam katabolisme karbohidrat
3. Mengetahui
tahap-tahap yang terjadi dalamproses glikolisis, dekarboksilasi oksidatif asam
piruvat, siklus asam sitrat, dan transpot elektron
4. Mengetahui
ATP yang dihasilkan dalam proses katabolisme karbohidrat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada katabolisme karbohidrat terdapat beberapa tipe
jalur penambatan glukosa antar lain glukolisis atau Embden Meyerhof Parnas
Pathway (EMP), Entne-Duodorff-Pathway (ED), Heksosa Monophosphate Pathway
(HMP). Oksidasi selanjutnya senyawa antara umum yang dihasilkan dari jalur
tersebut memasuki daur/siklus krebs dan rantai respirasi untuk menghasilkan ATP
yang lebih banyak. Proses metabolisme yang berlangsung pada tiap organisme
bergantung pada aktivitas sistem enzim yang dimiliki oleh organisme tersebut.
Jalur-jalur EMP, ED, HMP berlangsung dalam keadaan anaerob. Sedangkan proses
selanjutnya yaitu siklus krebs dan rantai respirasi terjadi dalam keadaan
anaerob (Purwo, 1993: 166).
Glikoslis merupakan suatu proses yang menyebabkan
terjadinya konversi satu molekul glukosa menjadi dua molekul piruvat.
Glikolisis merupakan jalur metabolisme primitif karena bekerja pada sel yang
paling sederhana sekalipun dan tidak memerlukan oksigen (Yohanis, 2009: 53)
Pada keadaan aerob, langkah berikutnya pada
pembentukan energi dari glukosa adalah dekarboksilasi oksidatif piruvat menjadi
asetil koenzim A (asetil KoA). Unit asetil aktif ini kemudian mengalami
oksidasi sempurna menjadi CO2 melalui daur asam sitrat (daur asam
trikarboksilat/siklus krebs). Daur asam piruvat merupakan jalur metabolisme
bersama untuk oksidasi molekul bahan bakar seperti asam amino, asam lemak, dan
karbohidrat. Sebagian besar molekul masuk daur asam sitrat sebagai asetil KoA.
Daur ini menyediakan senyawa antara untuk proses biosintesis (Strayer, 2000:
509)
BAB III
PEMBAHASAN
Katabolisme
(penguraian/pembongkaran) merupakan proses penguraian senyawa organik (komplek)
menjadi senyawa anorganik (sederhana) yang menghasilkan energi berupa ATP,
misalnya pada proses respirasi dan fermentasi.
Respirasi
dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Respirasi
aerob merupakan proses penguraian karbohidrat yang membutuhkan O2dan
menghasilkan energi berupa ATP dalam jumlah yang besar.
b. Respirasi
anaerob merupakan proses penguraian karbohidrat yang tidak membutukan O2
dan menghasilkan ATP yang lebih sedikit daripada aerob.
Glukosa
merupakan bahan bakar universal bagi sel manusia. Setiap jenis sel dari tubuh
manusia dapat menghasilkan ATP. Glukosa akan di ubah menjadi ATP berdasarkan
reaksi : C6H12O6 + 6H2O 6CO2 + 6H2O
+ 36/38 ATP.
Pengubahan
glukosa menjadi CO2dan H2O sehingga dihasilkan ATP
terjadi melalui empat tahapan antara lain glikolisis, dekarboksilasi oksidatif
asam piruvat (D.O asam piruvat), siklus asam sitrat, dan jalur transpot
elektron.
1.
GLIKOLISIS
Merupakan
jalur dimana glukosa mengalami oksidasi dan pemecahan menjadi piruvat.
Glikolisis yang berlangsung di sitosol secara langsung menghasilkan ATP melalui
pemindahan fosfat berenergi tinggi dari zat antara pada jalur tersebut ke ADP
(fosforilasi tingkat substrat).
Glikolisis
disebut jugareaksi Emden Meyerhof / Emden Meyerhof Parnas. Yang merupakan
rangkaian reaksi perubahan satu molekul glukosa menjadi dua molekul asam
piruvat menghasilkan 2 NADH dan 2 ATP yang terjadi didalam sitoplasma.
Dalam
tahapan glikolisis dikatalis oleh 10 enzim, namun diantara 10 enzim tersebut
terdapat 2 enzim sebagai kunci dari proses glikolisis tersebut yaitu
heksokinase dan fosfofruktokinase. Heksokinase dijadikan sebagai enzim kunci
karena merupakan enzim alosterik yang mana aktivitasnya dapat dihambat oleh
produknya sendiri berupa glukosa 6-fosfat yang berlebih. Fosfofruktokinase
dijadikan sebagai enzim kunci karena merupakan enzim alosterik yang mana
aktivitasnya dihambat oleh kelebihan ATP.
·
Pada glikolisis terjadi
mekanisme reaksi 10 tahap, sebagai berikut :
a.
Fosforilasi
glukosa menjadi glukosa 6-fosfat
b.
Pengubahan
glukosa 6-fosfat menjadi fruktosa 6-fosfat
Memerlukan reaksi
isomerisasiglukosa 6-fosfat menjadi fruktosa 6-fosfat. Yang dikatalis oleh
enzim fosfoglukosaisomerase yang mengkatalis reaksi kebalikannya karena reaksi
isomerisasi merupakan reaksi yang mengkonversi aldosa menjadi ketosa dan
sebaliknya. Reaksi ini tidak menguraikan ataupun membentuk ATP.
c.
Fosforilasi
fruktosa 6-fosfat menjadi fruktosa 1,6 bifosfat
Dalam reaksi inigugus fosfat dari
ATP dimasukkan pada fruktosa 6-fosfat di atom karbon nomor 1sehingga menjadi
fruktosa 1,6 bifosfat dan ADP + H+yang dikatalis oleh enzim fosfofruktokinase
dengan ion Mg2+ sebagai kofaktoryang berfungsi untuk membentuk
kompleks dengan ATP. Reaksi ini bersifat irreversible dan dikatalis oleh enzim
yang sama.
d.
Pemecahan
fruktosa 1,6 bifosfat menjadi triosafosfat
Merupakan pemecahan senyawa
karbohidrat beratom 6 yaitu 1,6 bifosfat menjadi dua senyawa beratom 3 yaitu
gliseraldehida 3-fosfat dan dihidroksiasetonfosfat. Reaksi ini dikatalis oleh
enzim aldolase.
e.
Interkonvensi
dari triosa fosfat
Terjadi reaksi isomerisasi
bolak-balik antarakedua senyawa beratom 3 yang dikatalis oleh enzim triosafosfat
isomerase karena dihidroksiasetonfosfat tidak terdapat pada jalur glikolisis
sehingga dengan cepat dikonversi menjadi gliseraldehid 3-fosfatsehingga pemecahan
1 molekul fruktosa 1,6 bifosfat menghasilkan 2 molekul gliseraldehida 3-fosfat.
f.
Oksidasi
gliseraldehid 3-fosfat menjadi 1,3 bifosfogliserat
Merupakan perubahan gliseraldehid
3-fosfat menjadi 1,3 bifosfogliserat. Pada reaksi ini gugus aldehid pada atom C
nomor 1 dikonversi menjadi asil fosfat (anhidrida campuran asam fosfat dan asam
karboksilat) sehingga atom H terdehidrogenasi oleh enzimgliseraldehid 3-fosfat
dehidrogenase dan dirangkai dengan reaksi reduksi pembentukan NADH dari NAD+
dengan satu gugus fosfat dari fosfat anorganik (Pi).Dihasilkan 1 molekul NADH
dan 1 molekul 1,3 bifosfogliserat yang masing-masing mempersatukan ikatan fosfat
berenergi tinggi.
g.
Transfer
fosfat dari 1,3 bifosfogliserat ke ADP
Reaksi ini dikatalis oleh enzim fosfogliseratkinase
dengan ion Mg2+sebagai kofaktornya yang membantu mengubah 1,3 bifosfogliserat
menjadi asam 3-fosfogliserat dengan transfer gugus fosforil dari asil fosfat ke
ADP untuk membentuk ATP. Dihasilkan 1 molekul ATP dan 1 molekul 3-fosfogliserat.
h.
Pengubahan
3-fosfogliserat menjadi 2-fosfogliserat
Terjadi mutasi 3-fosfogliserat
menjadi 2-fosfogliserat yang dikatalis oleh enzim fosfogliserat mutase. Enzim
mutase merupakan enzim yang mengkatalis pergeseran intramolekul gugus kimia.
i.
Dehidrasi
2-fosfogliserat menjadi fosfoenolpiruvat
Pada reaksi ini terjadi pembentukan
enol dari dehidrasi (pelepasan molekul air) 2-fosfogliserat yang dikatalis oleh
enzim enolase menghasilkan fosfoenolpiruvat yang memiliki ikatan fosfat
berenergi tinggi.
j.
Transfer
gugus fosfat dari fosfoenolpiruvat ke ADP
Merupakan reaksi pembentukan asam
piruvat dari fosfoenolpiruvat melalui senyawa antara enolpiruvat. Reaksi ini
dikatalis oleh enzim piruvatkinase dengan ion Mg2+sebagai
kofaktornya, gugus fosfatdari fosfoenolpiruvat dipindah ke ADP untuk
mensintesis ATP. Fosfoenolpiruvat adalah senyawa terfosforilasi dengan energi
tinggi dalam metabolisme. Hasil reaksinya adalah 1 molekul ATP dan 1 molekul
asam piruvat.
2.
NASIB
PIRUVAT DI DALAM SEL
Piruvat hasil
dari reaksi glikolisis akan mengalami 2 proses dalam keadaan aerob dan anaerob.
Pada keadaan aerob piruvat akan diubah menjadi asetil KoA. Sedangkan pada
keadaan anaerob, piruvat akan mengalami proses fermentasi. Fermentasi di dalam
sel terbagi menjadi dua yaitu :
a. Fermentasi
asam laktat
Piruvat
direduksi secara langsung oleh NADH membentuk laktat tanpa pelepasan CO2.
Reaksi ini dikatalis oleh enzim laktat dehidrogenase.
b. Fermentasi
alkohol
Piruvat diubah
menjadi etanol dalam dua tahapan. Pertama, dekarboksilasi piruvat yaitu
pelepasan gugus karboksil pada piruvatbersama H+yang dikeluarkan
dalam bentuk CO2 sehingga menjadi senyawa asetaldehid. Kedua,
reduksi asetaldehid yaitu asetaldehid direduksi menjadi etanol oleh NADH.
Reaksi ini dikatalis oleh enzim alkohol dehidrogenase.
NADH hasil
oksidasi gliseraldehid 3-fosfat dipakai untuk reduksi piruvat sehingga terurai
menjadi NAD+. Jika NAD+ tidak dibentuk kembali maka
glikolisis tidak akan melewati gliseraldehid 3-fosfat yang otomatis ATP tidak
akan terbentuk.
3.
DEKARBOKSILASI
OKSIDATIF ASAM PIRUVAT (D.O ASAM PIRUVAT)
Merupakan
peristiwa pelepasan gugus karboksil dari asam piruvat dan penambahan molekul
KoA sehingga menghasilkan asetil KoA dalam suaasana aaerob yang berlangsung di
membrankrista mitokondria.
Langkah ini
merupakan persambungan antara glikolisis dan siklus krebs oleh suatu kompleks
multi enzim yang mengkatalis tiga reaksi.
a. Gugus karboksil (-COO-)
piruvat, yangtelah dioksidasi sepenuhnya
sehingga hanya memiliki sedikit energi kimia selanjutnya dilepaskan menjadi CO2.
b. Fragmen
berkarbon duasisa oksidasitersebut membentuk senyawa yaitu asetat (asam asetat
yang terionisasi) kemudian suatu enzim memberikan elektron ke NAD+
dan menyimpan energi dalam bentuk NADH.
c. Koenzim
A (KoA), suatu senyawa yang mengandung sulfur menempel pada asetat yang
mempunyai ikatan tidak stabil sehingga membuat gugus asetil (asetat yang
melekat) sangat reaktif dan memiliki energi potensial yang tinggi. Senyawa tersebutdisebut asetil KoA.
Ketiga reaksi
tersebut dikatalis oleh suatu enzim yang disebut kompleks piruvat
dehidrogenase.Hasil D.O asam piruvat adalah 2 Asetil Ko-A,2CO2,2NADH.
4.
SIKLUS KREBS
Siklus asam
sitrat adalah suatu reaksi dimana dua atom karbon dari asetil-KoA dioksidasi
menjadi CO2. Siklus kreb terjadi di matriks mitokondria dan terjadi
secara aerob.
Dalam satu
putaran siklus krebs terjadi melalui beberapa tahap yaitu:
a. Oksaloasetat + asetil
Ko-A Sitrat
Asetil Ko-A yang terbentuk masuk ke
dalam daur krebs dan bereaksi dengan oksaloasetat membentuk asam sitrat. Reaksi
ini dikatalis oleh enzim sitrat sintase. Oksaloasetat awalnya berkondensasi
dengan asetil KoA membentuk sitril KoA, yang kemudian mengalami hidrolisis
menjadi sitrat dan KoA.
b. Asam sitrat Isositrat
Sitrat mengalami isomerisasi
menjadi isositrat. Isomerisasi ini berlangsung melalui tahap dehidrasi dengan
diikuti hidrasi. Hasilnya adalah pertukaran antara H dan OH. Reaksi ini
dikatalis oleh enzim akonitase karena cis-akonitat merupakan senyawa antara.
c. Isositrat α ketoglutarat
Reaksi ini merupakan reaksi pertama dari empat reaksi oksidasi reduksi yang terjadi dalam daur asam sitrat yang dikatalis oleh enzim isositrat dehidrogenase. Pada reaksi ini terdapat senyawa antara yaitu oksalosuksinat, suatu asam β-keto yang tidak stabil. Saat terikat pada enzim, ia melepaskan CO2 yang membentuk α-ketoglutarat.
d. α ketoglutarat Suksinil Ko-A
α ketoglutarat dioksidasi menjadi
suksinil Ko-A, CO2 dan NADH oleh kompleks α-ketoglutarat dehidrogenase. Kompleks
enzim ini memerlukanNAD+dan koenzim A sebagai kofaktor.
e. Suksinil Ko-A Suksinat
Suksinil Ko-A diubah menjadi
suksinat (4C) oleh suksinil Ko-A sintetase. Reaksi ini menggunakan energi yang
dilepaskan oleh pemotongan ikatan suksinil Ko-A untuk mensintesis GTP / ATP
dari Pi dan GDP / ADP.
f. Suksinat Fumarat
Suksinat dioksidasi menjadi fumarat
(4C) oleh suksinat
dehidrogenase. FAD direduksi menghasilkan FADH2.
Koenzim flavin ini terikat
kuat melalui ikatan kovalen dengan enzim suksinat dehidrogenase. Digunakannya FAD sebagai akseptor hidrogen karena
perubahan energi bebas tidak tercukupi untuk mereduksi NAD+ dan FAD hampir
selalu menjadi akseptor electron dalam reaksi oksidasi yang memindahkan 2 atom
hidrogen dari suatu substrat.
g. Fumarat Malat
Fumarat diubah menjadi malat (4C)
oleh fumarase. Merupakan reaksi hidrasi yang hanya menambahkan gugus OH pada ikatan rangkap fumarat.
h. Malat Oksaloasetat
Malat dioksidasi menjadi
oksaloasetat (4C) oleh malat dehidrogenase. NAD+ diperlukan oleh enzim
sebagai kofaktor untuk menerima pasangan elektron bebas dan menghasilkan NADH.
Hasil
dari siklus krebs adalah 2 CO2, 3 NADH, 1 FADH2, 1 ATP.
DAFTAR PUSTAKA
Arbianto, Purwo.1993.Biokimia Konsep-Konsep Dasar.Bandung:ITB
Marks, Dawn B.dkk.2000.Biokimia Kedokteran Dasar.Jakarta:EGC
Murray, Robert K.dkk.2003.Biokimia Harper.Jakarta:EGC
Ngili, Yohanis.2009.Biokimia Metabolisme dan Bioenergitika.Yogyakarta:
Graha ilmu
Stryer, Lubert.2000.Biokimia.Jakarta:EGC