SERBA-SERBI DAN PENGALAMAN LULUS
SELEKSI WAWANCARA LPDP 2019
Holla Hollaa,, pakabar para
pejuang 😊
Ciyee kita ketemu lagi, bener kan ketemu lagi,, oya yang
belum baca dari awal boleh kok mampir-mampir dicerita sebelum ini,, kindly
to click these links to read the stories (seleksi administrasi
; tips lulus SBK http://debbyaguztin.blogspot.com/2019/10/tips-lulus-seleksi-berbasis-komputer.html ; cerita perjuangan meraih LPDP http://debbyaguztin.blogspot.com/2019/10/pengalaman-dan-tips-lolos-lpdp-magister.html )
; tips lulus SBK http://debbyaguztin.blogspot.com/2019/10/tips-lulus-seleksi-berbasis-komputer.html ; cerita perjuangan meraih LPDP http://debbyaguztin.blogspot.com/2019/10/pengalaman-dan-tips-lolos-lpdp-magister.html )
Yupp, sesuai judulnya pada
kesempatan kali ini aku mau sharing pengalamanku wawancara LPDP 2019,
juga tips (lancar) lulus seleksi wawancara LPDP ini… cuss gaesss..
Well, what’s your feeling
if you hear a word “interview”? deg-degan kah? Hihi
kemarin jujur aku juga deg-degan guys, hihihi But don’t be panic, we will discuss
it 😊
Okeyy, sebelum kita bahas
lebih jauh, yuk kita cari tahu dulu, sebenarnya apa sih tujuannya wawancara?
Terutama wawancara beasiswa yaa..
As far as I concern nih yaaa, wawancara tuh memiliki dua tujuan utama, yaitu:
1.
Memastikan keaslian informasi
yang telah ditulis pelamar
2.
Menggali informasi yang
belum tertulis dalam aplikasi pelamar
Let’s discuss both of these 😊
Ok, the first one, “Memastikan
keaslian informasi yang telah ditulis pelamar”
Well guys, temen-temen kan sudah pasti memenuhi persyaratan
LPDP nih (buktinya dah lulus seleksi administrasi, SBK dan sekarang lanjut ke
seleksi wawancara), nah temen-temen sudah mengisi data-data pendukung seperti:
prestasi, pengalaman organisasi, pengalaman riset, dsb.
Nah, tentunya provider beasiswa ingin mengonfirmasi apakah
semua data/informasi tersebut benar adanya, atau hanya karangan saja (aku
percaya sih temen-temen ga mungkin cuma ngarang atau boong terkait itu semua,
tapi pewawancara butuh informasi detail dari temen-temen interviewee agar
mereka bisa yakin ke temen-temen), ibaratnya mereka make sure gitu
lah yaa, sebelum menggali informasi lainnya 😊
Contoh, dalam aplikasi teman-teman ada prestasi pernah
Juara Lomba Karya Tulis Ilmiah di xxx gitu, biasanya pewawancara nanya :
“pernah lomba x ya? Boleh
diceritakan? Lalu peranmu sebagai apa di tim itu?” .
Nah iya, jadi mereka ingin
tau hal-hal detail tentang setiap informasi yang ada diaplikasi kita. Atau gini,
misal, di Proposal Studi temen-temen nulis pernah menginisiasi sebuah Gerakan
X, nah kadang ditanya gini :
“Kamu pernah gak sih,
merasakan keadaan blablabla yang menggugah kamu untuk menciptakan sesuatu?”
As I think about it, aku ngerasa pertanyaan tersebut
ibarat ingin tahu apa yang pernah kita lakukan saat berada pada kondisi
tertentu, dan ini pun sudah kamu tuliskan di Proposal Studi, ibarat ensure benarkah kamu pernah menginisiasi Gerakan
tersebut, nah saat kamu ceritakan latarbelakang, teknis dan hasilnya, itu bisa
menjadi salah satu bukti yang dapat menguatkan aplikasimu bahwa kamu memang
benar pernah melakukan itu.
Ok, jelas kan yaa? 😊 Ah temen-temen paham lah yaa kalo ini,, hihihii
Next, the last but not
least, “Menggali informasi yang belum tertulis
dalam aplikasi pelamar”
Well, kadangkala pewawancara ingin melihat sisi unik kita
lainnya, diluar aplikasi kita. Misal, “Debby, kamu tau gak analisis SWOT?” ,
“coba jelaskan!” , “kamu pernah melakukan sesuatu dengan melakukan analisis
SWOT terlebih dahulu?”
Nah guys, tentunya hal itu
kan gak ada ya di aplikasi kita, makanya pewawancara ingin mengetahui hal itu,
dan dari jawaban kita lah mereka bisa menganalisis, kita tuh orangnya
bagaimana, asal kerja atau punya pertimbangan saat ingin melakukan sesuatu kah,
atau malah kita ini termasuk yang overthinking. Gitu hehe
Ada gambaran kan yaaa? 😊
Okey, kalo dah tau apa sih
tujuannya wawancara, sekarang aku mau lanjut dengan sharing tentang
pengalamanku saat wawancara LPDP 2019 Tahap 1 kemarin 😊
Guys, jadi LPDP ini kan
tiap tahun punya kebijakan berbeda, nah tahun 2019 ini seleksi wawancara ada
dua sesi, pertama yaitu all about akademik/organisasi/dst (dengan 3 orang
pewawancara) dan kedua yaitu tentang nasionalisme (dengan 1 orang pewawancara).
Jadi tiap tahun bisa aja kebijakannya berubah guys, pokoknya kita harus siap
dengan semua surprise dari LPDP hehe
Lalu, biasanya wawancara
itu kita dibagi dalam kelompok berdasarkan rumpun, nah karena aku rumpun
science, aku masuk kelompok yang semua pesertanya adalah orang-orang science
#ceileh orang sains :D ya jadi contohnya aku nih Biological Science,
terus ada peserta lain tuh Environmental Science, ada juga yang Marine
Science, dsb, gituuu 😊
Lanjut yaaa, berikut aku
ceritakan percakapanku saat wawancara sesi 1. Ada 3 pewawancara, yaitu Bu Mita
(x), Pak Arif (y) dan Pak Rizal (z)
Y : Debby ya? (Iya Bapak, jawabku) Silahkan duduk
(duduklah aku 😊 dengan wajah senyam senyum
untuk ngilangin nervous hehe)
“Bentar dulu ya Debb, hehe kamu udah sarapan
belum? Ini banyak snack loh Debb, daripada gak dimakan”
Aku : Iya itu kan punya Bapak dan Ibu, Alhamdulillah saya sudah
sarapan kok hehe”
Y : Oke Debby kita mulai ya, saya izin merekam percakapan kita”
Aku : Baik Pak
Y : Debby, perkenalkan saya Arif, disamping saya ada Mas Rizal
(para pewawancara masih bercanda) karena masih muda panggil aja mas hehe,
samping kanan saya ada Bu Mita
Aku : Baik Bapak, dengan Bapak Arif, Pak Rizal, dan Bu Mita (sambal
senyum dan menunjuk pewawancara satu
persatu)
Y : Ok Debby, please introduce your self
Aku : My name is
Debby Agustin. My nickname is Debby. I come from Tangerang.
Actually,
I'm a graduated student from Yogyakarta State University. My major is Biology
and I'm passionate in researching about microbiology because it gives huge
influence to many sectors in this life, for example is agriculture and I have
done some research about it.
Besides,
I also keen on joining the social activities through several organizations, for
instance is Scholarship for Scholarship which focus on education and of course
social.
Immersing
my self in both of these cases give me a meaningful thing to my life, because I
believe that a best human is a human who gives the beneficial things to others.
And
in the future, I want to develop a number of microbialogical research to be
utilized in the agricultural field.
Y : Please, tell me about your undergraduate thesis
Aku : Well, my bachelor thesis is about antimicrobial that can
reduce the Streptococcus mutans as the causes of dental caries. Its background
is because almost everyone tend to use the (blank Bahasa inggrisnya pastagigi itu
apa wkwkwk, akhirnya ngomong Bahasa indo, LOL banget) sorry pastagigi, actually
it’s not good for using in the extended time, so I conducted research of the
natural compound to be utilized as antimicrobial to reduce the bacteria. At
that time, I used the Mangkokan Leaves Extract.
Y : Okey, Debby mau kuliah dimana?
Aku : ETH Zurich, Pak
Y : apa? (jujur aku salah spelling, guys wkwkwk)
Aku : ETH Zurich, Bapak (masih salah spelling coba wkwkwk tapi
gak apa, nanti aku certain diakhir ya)
Y : Kenapa mau disana?
Aku : Baik, Pak. Pertama tentu saja saya memilih kampus yang
menyediakan couse yang sesuai dengan rencana tesis saya. Saya merasa
mikrobiologi pertanian adalah passion saya karena penelitian-penelitian PKM
saya juga lebih banyak yang penaplikasiannya dibidang pertanian, maka saya
mencari kampus yang menyediakan itu, dan ternyata ETH Zurich dengan program Microbiology
and Immunology memiliki course tentang Plant Pathology dan Microbial
Pecs Control. Bahkan tidak semua kampus menyediakan course seperti itu,
bahkan Harvard pun dengan program Mikrobiologi terbaik didunia, terfokus pada
mikrobiologi medis, dan saya sudah menghubungi berbagai kampus lainnya dan
memang benar mereka lebih focus pada bidang medis. Kemudian untuk ETH Zurich
ini saya pun telah menghubungi pihak kampus.
Y : itu kamu tahu dari mana?
Aku : dari website kampusnya langsung Pak
Kemudian jika berbicara tentang kampus pun tidak terlepas
dari negara nya juga kan Pak. Berdasarkan informasi yang saya dapatkan dari
para petani yang saya temui, saat mereka menanam dan merawat pertanian mereka
bahkan saat ada hama, mereka lebih menggunakan pestisida kimia yang bernama
Syngenta, dan itu pabriknya ada di Bern – Switzerland.
Y : apa tadi?
Aku : Syngenta, bapak. (terlihat para pewawancara yang lain pun
mencatatnya)
Y : oke debby, tadi tahu kampus dari websitenya, lalu produk pun
tahu dari petani. Apakah ada ahli yang kamu tuju disana?
Aku : tentu, Pak. Namanya Prof.Dr.Julia Vorholt (semua pewawancara
mencatat) Julia Vorholt (kembali kupertegas) saya sudah menghubungi beliau
Bapak. Maaf pak boleh saya menunjukkan bukti emailnya?
Y : Boleh banget, silahkan (akhirnya aku mengeluarkan salah satu
amunisi yaitu bukti korespondensi dengan kampus tujuan dan semua info terkait
kampus tujuan)
Aku : jadi sebenarnya dari awal pendaftaran LPDP saya sudah
menghubungi pihak kampus untuk memastikan program yang saya tuju, dan mereka
menjawab bahwa mereka provide dan support rencana penelitian saya. Kemudian
saya juga sudah menghubungi Prof tersebut, namun memang karena bulan lalu
spertinya masih summer break, maka sampai saat ini email saya belum dibalas,
hanya mendapat balasan otomatis, namun saya sudah memastikan juga pada pihak
admission, apakah saya harus menghubungi Prof tujuan saya saat mendaftar,
mereka bilang untuk mahasiswa master tidak perlu menghubungi Prof terlebih
dahulu. Dari situ pula saya juga bertanya tentang program ini, apakah master by
research atau by coursework, dan dijawab bahwa program ini adalah combine dari
research dan coursework. (Pak Arif mengangguk)
Prof Julia ini memiliki focus penelitian dibidang Microbial
in Phyllosphere, yaitu mengidentifikasi bakteri-bakteri dialam yang berpotensi untuk
memproteksi tanaman. Biasanya bakteri dari ………..
Y : Debby, itukan akar padi di Swiss ya? Gimana bisa diterapkan
disini?
Aku : Baik, bapak (sambal tersenyum) jadi memang itu adalah tumbuhan
disana, namun hal menariknya adalah mereka meggunakan metode metaproteogenomik
yang sudah saya riset bahwa Indonesia belum menerapkan itu. Bahkan saat saya
kuliah pun saya tidak pernah mendengar metode tersebut.
Y : oiya ya? Saya juga baru dengar
Aku : Iya, bapak. Maka saya lihat bahwa ini adalah potensi yang baik
untuk diimplementasikan di Indonesia (makin semangat)
Y : oke Debby, kamu pernah ikut PIMNAS ya? PIMNAS keberapa?
Tentang apa?
Aku : iya Pak, PIMNAS 30 di Makassar tepatnya di Universitas Muslim
Indonesia tuan rumahnya. Saat itu penelitian saya tentang bakteri kitinolitik
dari cangkang kerrang hijau yang kemudian saya dan tim gunakan untuk menghambat
pertumbuhan jamur Phytopthora palmivora penyebab penyakit busuk buah
kakao.
Y : Debby, kira-kira nanti apa yang dapat menghambat studi kamu?
Aku : Jujur Pak, kemungkinan yang akan menghambat saya yaitu
unpredictable situation (jawaban yang belum menjawab pertanyaan ini tuh wkwk,
tapi lalu aku jelaskan)
Y : Unpredictable? Seperti apa?
Aku : Iya, bapak. Jadi jujur bahwa unpredictable yang saya maksud
adalah kegagalan dalam penelitian. Saya mengalami kegagalan yang bertubi-tubi
sampai 3 bulan gagal yaitu saat melakukan penelitian skripsi, padahal jamur
yang saya gunakan adalah spesies jamur yang pernah saya gunakan saat penelitian
PKM. Namun dengan terus berusaha, akhirnya sebulan kemudian saya bisa
menyelesaikan penelitian saya.
Y : oke Debby, dari saya cukup. Silahkan Pak Rizal
Z : Baik, Debby. Kamu pernah ikut pimnas? Pimnas berapa saja?
Aku : PIMNAS 30, Pak. Yang di Makassar.
Z : Juara berapa saat itu? Emas/Perak/Perunggu?
Aku : pada saat itu belum rezeki bawa pulang mendali Pak (Pak Rizal
mengangguk)
Z : kamu sebagai apa di tim itu?
Aku : Saya ketuanya Pak
Z : Berapa anggotamu?
Aku : Anggota tim PKM saya 3 orang Pak
Z : semuanya prodi Biologi ya? Apa emang jarang ya di prodi kamu
yang suka ikut kayak gini?
Aku : Iya Pak memang saya sengaja untuk mengajak tim dari prodi yang
sama untuk regenerasi juga
Z : Atau cuma kamu yang berprestasi dijurusanmu? (ntah kenapa
aku ngerasa ini pertanyaan kayak jebakan pengen tau aku ini sombong atau gak)
Aku : memang sedikit Pak, tapi bukan cuma saya Pak 😊 ada juga beberapa yang lain
(Pak Rizal dan Bu
Mita ketawa-ketawa gitu)
Z : debby, kamu tau analisis SWOT?
Aku : Tahu, Pak.
Z : Apa aja itu?
Aku : Strengths, Weaknesses, Opportunities dan Threats, Pak
Z : apa artinya?
Aku : Strengths: kekuatan, Weaknesses: kelemahan, Opportunities:
peluang dan Threats: ancaman
Z : Pernah gak kamu melakukan sesuatu dengan analisis SWOT? Coba
ceritakan
Aku : iya pak jadi saat itu saya pernah mengikuti sebuah pendaftaran
beasiswa, saya mengetahui kekuatan saya blablablaaa…… (lupalupa inget jawabanku
guys, jadi emang karena belum persiapan jawaban ttg pertanyaan kayak ini hihi
pokoknya memang kita kudu siap dengan pertanyaan apapun, karena memang sebenarnya kita semua punya bahan
untuk menjawabnya) intinya saat itu aku menjawab tentang aku pernah mendaftar
beasiswa BAKTINUSA dari Dompet Dhuafa, tapi saat itu aku gagal.
Z : Debby, Kamu pernah gak merasakan keadaan yang menggugahmu
untuk menciptakan sesuatu?
Aku : Pernah, pak. Saat itu saya melihat fenomena demotivasi pada mahasiswa
biologi di kampus saya, maka saya beserta 7 orang rekan saya menginisiasi suatu
kelompok studi yang bernama “Molecular and Microbiology Study Club”
Z : apa itu kegiatannya?
Aku : kelompok studi ini kami sharing dan belajar bersama terkait
penelitian-penelitian dibidang mikrobiologi dan molekuler, yang memang kenyataannya
penelitian jurusan kami ini memang masih tergolong ketinggalan jika melihat
pesatnya kemajuan penelitian saat ini
Z : emangnya UNY jelek?
Aku : tidak dong, Pak hehe ya UNY bagus 😊 namun maksud saya adalah penelitian bioteknologinya yang masih
ketinggalan, maka memang tujuan kami ingin meningkatkan motivasi para mahasiswa
Z : termasuk mengundang ahli juga?
Aku : iya Pak, kami mengundang dosen yang ahli dibidang tersebut (pak
Rizal mengangguk gitu)
Z : Ok, what will you do after graduating this study?
Aku : Well,
as the short term plan,
I want to be a researcher at the
Biology Research Center (Indonesian Institute of Sciences) microbiology
division. Then, establishing the Mata Garuda Banten to work together with the LPDP
awardee to build offerings in various aspects.
Z : Apa itu Mata Garuda?
Aku : Organisasi para awardee dan alumni LPDP, Pak
Z : emang kamu awardee?
Aku : kan Bapak tanya after graduating 😊 (cengar cengir aja akutuh hihihi)
(Para pewawancara senyam
senyum, ntah puas dengan jawabanku atau karena jawabanku aneh, hehe biarlah
yang penting tetap semangat, tetap percaya diri, dan genuine)
Aku : And the Long term Plan are: Became the lead researcher
in the microbiology division; Inspire young generation especially those who
have an interest in the field of agricultural microbiology through seminars or
research dialogues; following that, I want to establish a fostered village in
Kronjo Village, Kronjo District, Tangerang Regency (not only assisting farmers
to use biological seeds and fungicides, but empowering young people and
inspiring them)
Z : Oya Debby, kamu pernah memikirkan tentang kegiatan yang bisa
develop your ability?
Aku : well, I would immerse my selves in HIPMI (Indonesian Microbiology Association) to
establish good relationships among fellow microbiology experts and activists so
that they can collaborate in the field of microbiology
Z : Ok Debby 5 tahun lagi kamu jadi apa?
Aku : 5 tahun lagi saya akan menjadi salah satu peneliti di LIPI, Pak.
Sebenarnya salah satu alasan mengapa saya ingin menjadi peneliti yaitu karena Indonesia
ini sedang mengalami krisi peneliti, Pak.
Z : Oh gituya? Saya malah gak tau
Aku : Iya Pak, idealnya jumlah peneliti per satu juta penduduk adalah
5000 peneliti Pak. Tapi nyatanya sampai saat ini rasio peneliti di Indonesia
hanya 99/1juta penduduk Pak. Dan saya mengetahui informasi ini dari Ketua LIPI
pada websitenya. (pak Rizal mengangguk)
Z : Debb, emangnya Banten itu daerah pertanian?
Aku : memang Banten bukan provinsi yang focus pada pertanian Pak,
namun banten masih memiliki banyak sekali lahan pertanian. Ini saya telah
mendapatkan data dari BPS tentang jumlah lahan pertanian di Provinsi Banten (sambal
menunjukkan bukti print-out data tersebut)
Z : Oke oke
Lalu pak Rizal melihat jam,
“dah berapa lama nih, wah maaf kelamaan, silahkan dilanjut Bu Mita”
X : Oke Debby, saya tadi membaca, kamu pernah ke China? Dapat medali
Emas itu kegiatan apa? Dan kenapa kamu yang ke China?
Pak Arif bertanya “oh
pernah ke China juga Debby?” sambal segera melihat dataku lagi
Aku : iya Bapak Ibu, saya pernah ke China. Itu adalah event World Invention
and Innovation Forum di Foshan China.
X : coba diceritakan kenapa bisa kamu yang berangkat? Benar kan
kamu berdua dengan 1 orang rekanmu yang berangkat?
Aku : Iya, bu. Benar saya hanya berangkat berdua. Ini adalah project
tim karena kami berasal dari berbagai prodi. Saat itu memang keadaannya adalah
rekan-rekan saya sedang tidak memungkinkan untuk berangkat. Kemudian rekan saya
pun yang merupakan Mahasiswa Berprestasi 1 kampus bilang pada saya, bahwa saya
harus tetap berangkat, kalau saya tidak berani ya kapan saya majunya. Akhirnya
saya dan 1 orang rekan saya berangkat, kemudian kami mempresentasikan karya
kami itu, dan alhamdulillah walau kami adalah peserta termuda, kami bisa pulang
membawa Medali Emas. (Bu Mita mengangguk, sepertinya memang Bu Mita ini adalah
psikolog)
X : Debby, kamu kan lulus 2018 kan, terus kegiatan kamu apa? Kenapa
kamu tidak bekerja?
Aku : iya ibu, boleh saya ceritakan?
X : tentu, silahkan
Aku : Benar ibu, saya lulus agustus 2018, kemudian sampai oktober awal
saya masih aktif di organisasi saya diJogja (Scholarship for Scholarship),
oktober akhir ikut Graduate Student Conference di Nanyang Technological
University – Singapore, lalu saya ke Pare belajar IELTS dan tes IELTS bulan April
di Jogja. Setelah itu saya kembali kerumah di Tangerang sampai saat ini.
X : kenapa kamu tidak bekerja?
Aku : Baik ibu, jujur ada hal yang saya salut-kan pada kedua orangtua
saya, meskipun kami dari keluarga yang sangat sederhana, orangtua saya yang hanya
tamatan SD dan bahkan sampai saat inipun kami tidak memiliki kendaraan walau
hanya motor, mereka selalu memprioritaskan pendidikan, sehingga mereka sangat
mendukung apapun itu untuk Pendidikan ananknya, maka saya tidak diperbolehkan
kerja, ayah bilang jika saya ingin kuliah lagi ya saya harus focus, ibu pun
bilang tak apa kita makan apa adanya saja hidup pas-pasan yang penting pendidikan
itu utama. Dan saya pun mengetahui bahwa profesi yang saya inginkan yaitu
peneliti harus memiliki pendidikan minimal S2 dan jikapun saya bekerja tentu
itu malah akan mengikat, padahal saya ingin kuliah.
X : Debby, apakah kamu tidak merasa egois? Dengan kamu yang
ingin tetap kuliah padahal kamu masih memiliki adik, dan kondisi keluargamu
yang sederhana begitu
Aku : Ibu, kembali lagi bahwa memang karena orangtua saya sangat
memprioritaskan Pendidikan, maka mereka sangat mendukung saya. Dan saya lihat
pun sampai saat ini, kedua adik saya mendapatkan hal yang sama seperti saya,
walau memang kehidupan kami sederhana.
X : oya Debby, bagaimana caranya kamu kuat dalam menghadapi
kegagalan? Tadi katanya kamu 3 bulan ya gagal penelitian skripsi?
Aku : Iyabu, betul. Hal yang membuat saya kuat adalah bahwa saya
sadar, saya punya tanggungjawab menyelesaikan studi saya. Dengan Bidikmisi, itu
berarti saya harus lulus maksimal 4 tahun. Jujur memang tidak mudah dalam kondisi
seperti itu, gagal lagi gagal lagi, ditambah dana penelitian pun itu pribadi,
bidikmisi tidak memberikan dana untuk penelitian skripsi.
X : oh gitu, bidikmisi tidak ada dana skripsi? Terus?
Aku : Jujur memang itu adalah titik terendah saya bu, dimana
keadaannya penelitian yang gagal terus, disamping itu ada orangtua saya yang
dulu pernah saya janjikan saya ingin wisuda Mei, namun kenyataannya mei pun
saya bahkan mendapatkan data untuk diolah, (ngomong mulai gemetar, mata berkaca-kaca
mau nangis ☹ tapi Bu Mita malah
terlihat semakin exited menyimakku hihihi) namun saya bilang baik-baik ke
orangtua saya bagaimana keadaan saya, alhamdulillah orangtua bisa mengerti, dan
alhamdulillah dengan tidak putus asa, sebulan kemudian tepatnya bulan Juni, akhirnya
saya mendapatkan data untuk diolah menjadi skripsi saya dan alhamdulillah bisa
wisuda bulan agustus.
X : Debby, organisasi apa yang sangat berkesan bagimu? tolong
jelaskan
Aku : baik bu, yang palig berkesan adalah saat saya menjadi kepala
bidang penalaran Himpunan Mahasiswa Jurusan Biologi dikampus, alasannya karena
pada saat itu saya merasakan banyak hal yang membuat saya semakin kuat, waktu
itu staff saya mengundurkan diri tepat setelah pengumuman kepengurusan, jujur
memang bidang saya ini bukan bidang yang paling mencolok, namun poinnya adalah
bagaimana mengubah pandangan oranglain apalagi ibu pun tentu tahu bahwa kakak
tingkat organisasi pasti mencap buruk organisasi kami (Bu Mita mengangguk)
X : Lalu bagaimana kamu bisa bertahan dengan kondisi tersebut?
Aku : Iya bu, saya masih memiliki 3 staff lainnya saat itu, maka saya
menguatkan mereka untuk kami tetap on the track, disisi lain saya pun
coba merangkul staff saya yang ingin keluar itu, saya tahu dengan cara keras
tidak akan menyelesaikan masalah, maka saya melakukan pendekatan interpersonal
dengan dia seperti saya cari tahu mengapa dia ingin keluar, keadaan asli
personal dan keluarganya seperti apa yang membuatnya ingin keluar. Setelah itu,
dengan terus merangkulnya dan tetap mengajaknya ditiap agenda, alhamdulillah
dia hadir dalam beberapa agenda kegiatan kami, dan akhirnya itu dapat
membuktikan kesemua bahwa kami masih bisa bertahan.
X : Oke debby, jadi kamu saat kuliah dulu hanya kuliah dan organisasi
saja? Lalu pernahkan merasa keadaan yang sangat menjepit? Dan apa yang kamu
lakukan?
Aku : benar ibu, saya hanya kuliah dan organisasi. Tentu saya pernah
merasakan kesulitan, contoh misal saat gagal penelitian padahal tentu
penelitian eksperimental itu tidak murah, maka saya berusaha mengurangi pengeluaran
saya dengan hanya membeli apa yang penting, dan saat saya benar-benar tidak ada
pun ya saya pernah berjualan bu, misal jualan kerudung
X : Debby tadi kamu bilang kamu aktif di komunitas Scholarship
for Scholarship? Apakah kalian dibayar?
Aku : Benar ibu saya aktif dikomunitas ini. Jadi kami menghimpun dana
dari donator yang donator itu merupakan para penerima beasiswa atau bisa juga
umum, untuk kemudian kami salurkan ke anak-anak yang membutuhkan, biasanya kami
tertuju pada anak-anak yang tidak mendapatkan KIP. Dan kami tidak dibayar, semua
full untuk adek-adek penerima dan juga kegiatan kami.
X : Oke Debby, sudah cukup dari saya. Pak Arif dan Pak Rizal
apakah ada tambahan?
Z : Sudah cukup bu
Y : Baik, Debby. Terimakasih ya. Kami sudah selesai. Debby kami
disini hanya mencatat, keputusan yang menentukan LPDP.
Aku : Baik Bapak Ibu, terimakasih banyak
Beres-beres berkasku (karena
aku bawa banyak amunisi wkwkwk)
Aku : Mari, Pak, Bu. Selamat Siang
“Siang 😊”
Alhamdulillah, seperti itu jalannya
wawancaraku guys 😊 Semoga temen-temen jadi
punya gambaran ya
Jadi guys, wawancara itu
beraneka ragam ya hehe ada yang lama, ada yang bentar. Nah kalo aku itu sekitar
45menit. Dan banyak yang tanya, “wawancara tuh pake bahasa apa sih? Kalo tujuan
luarnegeri pakah full English?”
Guys, bahasa yang digunakan
dalam wawancara LPDP ini flexible sesuka hati pewawancara, hehe
Jadi yang tujuannya dalam
negeri juga harus siap jika ditanya dengan bahasa inggris, dan yang tujuan luar
negeri pun bisa aja ditanya dengan Bahasa Indonesia. Contohnya aku, tujuan luar
negeri tapi itu hanya sekitar 25% aja bahasa inggrisnya, tapi ada juga yang
tujuannya luar negeri ditanya full English, intinya flexible tapi kita
harus siap 😊
Guys, memang setelah
wawancara aku juga sempat merasakan post-interview syndrome, jadi gelisah
mikirin jawaban dan ngerasa bahwa jawaban kita ini gak maksimal. Tapi guys
semua udah ada yang ngatur, Allah Maha Tahu yang terbaik untuk hambaNya 😊
Well, ternyata kuasa Allah
itu nyata guys, Alhamdulillah ini hasil wawancaraku 😊
Well guys, mungkin sampai
sini dulu yaa ceritaku 😊 next kusambung lai tentang
tips LANCAR seleksi wawancara LPDP. So, don’t miss it ya guys 😊
Kalo temen-temen mau
sharing lebih lanjut sama aku, boleh kok 😊
Bisa DM ya ke akun Instagram
https://www.instagram.com/debbyagustinreal/
See you next post 😊
keren banget kak deb.. terus menginspirasi dan berkarya untuk pembangunan negeri.. makasih udah mau sharing2 *big hug
BalasHapusMenarik, apalagi menyangkut ketertarikan untuk mengembangkan agrikultur. Lancar terus yah!
BalasHapusAmazing.
BalasHapusSaya merasa ketularan energi positif Debby, dengan membaca tulisan ini.
Terimakasih sudah menginspirasi saya ya.
terima kasih sudah berbagi ya kak
BalasHapusTerima kasih artikel, jadi tetep semangat dan berfikir positif dan tentunya sudah memiliki gambaran secara umum tentang wawancara LPDP😇
BalasHapus