Selasa, 05 Januari 2016

OVULUM DAN GAMETOFIT BETINA ANGYOSPERMAE



LATIHAN IV
OVULUM DAN GAMETOFIT BETINA ANGYOSPERMAE


A.    Tujuan
1.      Mengamati bentuk dan struktur ovulum
2.      Mengamati perkembangan megaspora dan gametofit betina

B.     Data Pengamatan

 
Keterangan :
Perkembangan ovulum Passiflora sp.
a. Ovulum pada saat berukuran 0,3 cm hanya funikulus (fu) yang terbentuk dan sel-selnya masih terlihat homogen; b. Ovulum pada saat berukuran 0,5 cm  nuselus (n) sudah terbentuk dan integumen (ci=calon integument) pun mulai terbentuk; c. Ovulum pada saat berukuran 0,6 cm integumen (id=integument dalam) mulai menyelubungi kantong embrio; d. Ovulum pada saat berukuran 0,7 cm terbentuk funikulus, integumen,  kantong embrio muda; e. Ovulum pada saat berukuran 0,8 cm mulai terbentuk daerah kalaza dan mikropil (m); f, g, h. perkembangan ovulum yang sudah terdiri dari funikulus; integumen; kalaza; kantong embrio dan mikropil.         

C.    Pembahasan
1.      Struktur dan Fungsi Ovulum
            Alat reproduksi betina pada angyospermae dihasilkan di dalam bakal biji (ovulum). Ovulum terdiri dari nuselus (megasporangium) yang dikelilingi oleh satu atau dua integument. Ovulum melekat pada papan biji (plasenta) dengan suatu tangkai yaitu tali pusar (funiculus). Bagian biji tempat melekatnya tali pusar atau funiculus disebut hillus. Pada ujung bebas ovulum terdapat celah yang disebut mikropil. Daerah tempat bertemunya nuselus, integument dan funiculus disebut daerah kalaza. Selama perkembangannya ovulum mempunyai bentuk yang bervariasi. Ovulum yang masak digolongkan ke dalam beberapa tipe berikut ini:
a.       Ortotrop (atrop) : mikropil terletak pada satu garis dengan funikulus.
b.      Anatropus (mengangguk) : ovulum berbalik sedemikian rupa sehingga mikropil mengarah mendekati hilum dan sejajar dengan funikulus.
c.       Kampilotropus : tali pusar dan bakal biji membengkok, sehingga lubang bakal biji berkedudukan seperti pada anatropus.
d.      Hemianatropus (hemitropus) : ovulum terletak kira-kira 90o terhadap funikulus.
e.       Sirsinotropus : pada awalnya nuselus segaris dengan aksis namun pertumbuhan yang cepat pada satu sisi menyebabkan keadaan menjadi anatrop, pembengkokan tidak berhenti hingga mikropil sejajar dengan funikulus.

Gametofit betina (kantong embrio) yang dewasa terdiri atas 7 sel, yaitu satu sel sentral yang besar dengan 2 inti kutub, di bagian mikrofil 2 sel sinergid dan 1 sel telur serta di bagian khalaze 3 sel antipoda. Perkembangan kantong embrio dimulai dengan memanjangnya sel megaspore yang berfungsi. Inti megaspore membelah tiga kali menghasilkan inti sel. Dan 8 inti itu tersusun: 3 di bagian mikropil menjadi sel telur dan 2 sinergid, 3 di bagian kalaza menjadi sel antipoda dan 2 di bagian tengah menjadi sel sentral (sel kutub; sel kandung lembaga). Ini merupakan tipe kandung lembaga normal. Tergantung jumlah inti megaspora yang berperan dalam perkembangannya, gametofit betina (kantong embrio) mungkin bertipe monosporik, bisporik atau tetrasporik. Masing-masing kelompok tersebut mempunyai lebih dari satu tipe.
a)      Tipe monosporik
Pada tipe ini inti megaspora yang berperan selama perkembangan gametofit
jumlahnya satu. Pada tipe ini ada 2 sub tipe pada perkembangan gametofit yaitu kantong embrio dengan 8 inti dan 4 inti. Tipe pertama (Polygonum) inti megaspore yang befungsi membelah 3 kali berturut-turut menghasilkan 8 inti terbagi ke dalam 2 kelompok, masing-masing dengan 4 inti pada bagian khalaza dan mikropil, semuanya haploid (n). Tipe kedua yaitu Oenothera, pada tipe ini hanya terjadi 2 kali pembelahan inti megaspora, sehingga hanya ada 4 inti di bagian mikropil. Dan 4 inti, 2 menjadi sinergid, 1 sel telur dan 1 (satu) inti kutub. Tipe ini hanya terjadi pada familia Onagraceae.

b)     Bisporik
1)      Tipe Allium
Dua inti megaspora di mikropil segera mengalami degenerasi. Dua inti megaspora bagian bawah kemudian membelah dau kali menghasilkan 4 dan akhimya 8 inti dan membentuk kantong embno dengan susunan seperti pada tipe normal (Polygonum), yaitu 3 inti di daerah khalaza sebagai sel antipoda, 3 inti di daerah mikropil membentuk 1 sel telur dan 2 sinergid, sedang 2 inti yang lain menuju ke tengah membentuk/menjadi inti sekunder (inti kutub).
2)      Tipe Endymion
Inti megaspora yang mengalami degenerasi adalah yang di bagian kalaza, perkembangan selanjutnya sama dengan tipe Allium.


c)      Tetrasporik
Pada tipe ini pembelahan meiosis dan inti megaspora diikuti oleh pembentukan dinding, sehingga pada akhir meiosis 4 inti haploid tetap di dalam suatu sitoplasma sel yang sama. Tipe ini dibedakan menjadi tiga yaitu:
1)      Tidak terjadi fusi inti megaspora pada stadium 4 inti (1+1+1+1) yaitu: 1.Penaea; 2. Plumbago; 3. Feperomia.
2)      Setelah pembelahan meiosis ke dua, terjadi pemisahan 1 + 3, dan 3 inti megaspora mengadakan fusi, membentuk inti yang triploid di bagian kalaza. Inti di bagian mikropil tetap haploid. Tipe tersebut adalah 1) Fritilaria (Lilium); 2) Plumbagela. Pada tipe Drusa terjadi pemisahan 1 + 3, tetapi tidak ada fusi dan 3 inti di bagian kalaza
3)      Terjadi pemisahan 2 + 2, kemudian membelah; dihasilkan 8 sel seperti pada tipe normal; yaitu tipe Adoxa.


2.      Perkembangan Ovulum
            Pada kegiatan praktikum yang dilakukan pada hari Selasa yang berjudul ovulum dan gametofit betina angyospermae yang bertujuan untuk mengamati bentukdan struktur ovulum. Obyek yang diamati pada praktikum kali ini yaitu ovulum dari bunga Passiflora sp. Pengamatan yang kami lakukan menggunakan perbesaran 40 kali.
            Dari seluruh ovulum Passiflora sp. yang kami amati, tipe ovulumnya adalah anatrophus (mengangguk) yaitu ovulum berbalik sedemikian rupa sehingga mikropil mengarah mendekati hilum dan sejajar dengan funikulus.
Pada pegamatan ovulum yang berukuran 0,3 cm, hasil pengamatan yang diperoleh yaitu nuselus, kalaza, funiculus, dan hilum mulai tampak jelas. Yang belum terlihat jelas yaitu mikropil. Pada integument sendiri juga belum dapat dibedakan mana integument luar dan mana integument dalam.
            Pada pegamatan ovulum yang berukuran 0,7 cm hasil pengamatan yang diperoleh yaitu nuselus, kalaza, funiculus, dan hilum mulai tampak jelas. Yang belum terlihat jelas yaitu adanya mikropil. Pada integument sendiri juga belum bisa dibedakan mana integument luar dan mana integument dalam.
            Pada pegamatan ovulum yang berukuran 0,8 cm  ovulum memiliki tipeanatropus (mengangguk) yaitu, ovulum berbalik sedemikian rupa sehingga mikropil mengarah mendekati hilum dan sejajar dengan funikulus, dan juga sudah mulai terlihat integumen luar, tetapi belum terlihat integumen dalam.
            Pada pegamatan ovulum yang berukuran 1 cm hasil pengamatan yang diperoleh yaitu nuselus, kalaza, funiculus,mikropil dan hilum mulai tampak jelas. Namun pada mikropilnya sendiri juga baru terlihat sedikit dan sudah mulai mengarah mendekati hilum dan mulai sejajar dengan funikulus. Pada integument sudah cukup bisa dibedakan anatar integument luar dan integument dalam.
            Pada pegamatan ovulum yang berukuran 1,2 cm hasil pengamatan yang diperoleh yaitu nuselus, kalaza, funiculus, mikropil dan hilum tampak jelas. Mikropilnya sudah mulai berkembang mengarah mendekati hilum dan mulai sejajar dengan funikulus. Pada integument sudah cukup bisa dibedakan anatara integument luar dan integument dalam.
            Pada pegamatan ovulum yang berukuran 1,8 cm hasil pengamatan yang diperoleh yaitu nuselus, kalaza, funiculus, mikropil dan hilum tampak lebih jelas. Mikropilnya sudah mulai berkembang mengarah mendekati hilum dan mulai sejajar dengan funikulus. Pada integument sudah cukup bisa dibedakan anatara integument luar dan integument dalam.

D.    Diskusi
1.      Preparat yang kami amati adalah ovulum tipe anatropus (mengangguk), yaitu ovulum yang berbalik sedemikian rupa sehingga mikropil mengarah mendekati hilum dan sejajar dengan funikulus.
2.      Preparat yang kami amati adalah perkembangan gametofit betina tipe monosporik.

E.     Kesimpulan
            Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa ovulum yang teramati memiliki tipe anatropus anatropus (mengangguk) yaitu ovulum yang berbalik sedemikian rupa sehingga mikropil mengarah mendekati hilum dan sejajar dengan funikulus dan ovulumnya terdiri dari nuselus, integument, funikulus, mikropil, hilus serta kalaza. Dan perkembangan gametofit betina pada Passiflora sp ini merupakan tipe monosporik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar